Friday, July 27, 2018

PUISI : SAJAK SEPOTONG PERPISAHAN





Kawan, kutanyakan kepadamu,

Mengapa angin mesti mendesah pergi?

Kapan ia membisu ketika sebuah penantian 

tetap dirindukan?

Pasti. . . 

Sendu dan syahdu merembes menjadi bisu pada lakon 

yang ngilu. . .

Saat kau hendak beranjak dengan jejak 

pengembaraanmu. . .




Kawan. . .

Sepi dan bisu seperti aroma semburan api,

Mendesak hati 'tuk lepas meninggalkan kisah.

Namun, oh sungguh. . .

Kisah ini menghujam kita,

lalu kau dan aku berbisik,

"kita benci perpisahan".

Sungguh kau tahu. . .

Inginku tikam perpisahan itu.

Ia sepotong kabut tipis,

membalut kuat seperti sesak napas.




Kawan. . .

Meninggalakan kisah seperti meninggalkan kehidupan.

Melayang pergi dengan segudang nostalgia

yang merindu. . .

Aku rindu itu dan kau rindu ini,

Sampai kerinduan itu merujung pemaksaan,

saat marah dan kekerasan kata 

menjejal kita.




Kawan. . .

Kutuliskan perpisahan ini untukmu,

untuk sebuah jejak yang berefleksi dan berinspirasi,

saat kau tiada dan kami mengada,

meminta kisah ini untuk kami rekatkan,

pada sebuah jejak perpisahan. . . 


Deef_Deddy


EmoticonEmoticon

Popular all of Time