- TAMPE RUMA SANI -
Narator :
“Pada zaman dahulu, di daerah Dompu,
Nusa Tengga Barat, ada seorang anak
perempuan rambutnya begitu panjang bernama Tampe Ruma Sani. Tampe Ruma Sani
sudah setahun ditinggal mati oleh ibunya. Kini dia hidup bersama ayah, yang
adalah seorang seorang Nelayan dan adik laki lakinya yang masih kecil. Meskipun
harus mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian, gadis
tersebut tidak tidak pernah mengeluh. Suatu hari, dalam perjalanan pulang sehabis menjual ikan di pasar, ia disapa oleh seorang Janda.
tersebut tidak tidak pernah mengeluh. Suatu hari, dalam perjalanan pulang sehabis menjual ikan di pasar, ia disapa oleh seorang Janda.
Janda: "Anak manis, bagaimana ikan yang engkau jual sudah
habis padahal hari belum lagi sore."
Tampe Ruma Sani: "Saya menjual ikan-ikan itu
dengan harga murah agar lekas habis, sebab saya harus mengurus adik lelaki saya
yang masih kecil, juga memasak untuk makan kami bertiga,"
Janda: "Oh! ternyata engkau punya adik
kecil juga, siapakah namanya?"
Tampe Ruma Sani: ''Adik lelakiku bernama Mahama Laga
Ligo."
Janda : “Sampaikan salamku kepada ayahmu! Saya mau membantu
kalian dan tinggal di rumah ayahmu. Saya mau membuat tembe (sarung), sambolo
(destar) dan ro sarowa (celana) untuk ayahmu”,
Narator : “Janda itu ternyata bermaksud untuk
menikahi ayah Tampe Ruma Sani. Sejak perkenalannya dengan gadis itu,
ia datang beberapa kali ke rumahnya. Perempuan itu mencoba mengambil hati ayah Tampe Ruma Sani.”
Janda : (Suara Ramah)“Sini Ibu bantu memasak makanan.”
Tampe Ruma Sani: “Tidak usah Bu. Saya bisa
mengerjakannya sendirian.”
Janda : “Tidak apa apa Nak. Kamu bisa
mengerjakan yang lainnya.“
Narator : Hati ayah Tampe
Ruma Sani Iuluh dan akhirnya menikahi perempuan itu. Tampe Ruma Sani senang
karena tugasnya menjadi ringan. Ibu tirinya kini dapat membantunya di rumah. Ia
dapat menjual ikan dengan tenang, tanpa harus terburu-buru pulang.
Namun beberapa
bulan setelah ibu tiri tinggal di rumah, ia mulai berubah menjadi kejam. Dia
suka memarahi bahkan menyakiti gadis tersebut.
Ibu Tiri : (Suara membentak) “TAMPE RUMA SANI... KAMAR IBU KENAPA BELUM DIRAPIKANN??
CEPAT DIRAPIKAN“
Tampe Ruma
Sani: “Iyaa Buu..Tunggu sebentar.“
Ibu Tiri : Apaaa?? Kamu bilang
tunggu? (Memukul Tampe Ruma Sani sambil
berkata) “ANAK DURHAKA…. BERANI MELAWAN IBU”
Tampe Ruma
Sani : (meringis kesakitan) “Ampun Buu… Ampunn”
Narator: Jika sang ayah
pulang, ibu tiri menyiapkan makanan yang sangat lezat-lezat, namun jika
suaminya pergi melaut, kedua anak itu hanya diberikan nasi yang dimasak dari
beras hancur. Tampe Ruma mengadukan perilsaya ibu tiri kepada ayah mereka, tapi
ibu tirinya berhasil meyakinkan suaminya bahwa kedua anak itu mengada-ada.
Ketika sang
ayah pergi lagi melaut, Tampe Ruma Sani pun dihajarnya habis-habisan oleh ibu
tirinya karena telah mengadu.
Ibu Tiri : (Suara membentak) "Berani-beraninya kalian
melapor pada ayahmu!" "lngat! Sekali lagi kalian mengadu, saya tidak
segan-segan membunuh kalian berdua!"
Tampe Ruma Sani: (suara ketsayatan) “Iyaaa… Buuu…”
Narator : Tahun demi tahun, Tempa Ruma Sani
dan adiknya menjalani kehidupan yang berat, namun dengan penuh kesabaran. Tanpa
sadar, kedua anak itu sekarang sudah remaja. Mereka pun sepakat untuk hidup
mandiri terbebas dari cengkraman ibu tiri, kemudian memutuskan untuk merantau.
Laga Ligo : "Sekarang kami berdua sudah
cukup dewasa, Pak! izinkanlah saya dan kakak untuk merantau dan mengejar
cita-cita serta pengalaman hidup diluar sana."
Narator : “Ayahnya menyetujui keinginan
mereka meski berat. Pagi-pagi buta, Tampe Ruma Sani dan Laga Ligo meninggalkan
desa neIayan tempat kelahiran mereka berdua dan mulai merantau. Setelah
beberapa hari berjalan, perbekalan mereka pun mulai menipis. Kedua remaja itu mulai kelelahan.
Laga Ligo : “Kak. Saya laparr“
Tampe Ruma Sani : “Aduhh... bagaimana yaa?? Makanan kita
sudah habis“
Laga Ligo : (Seolah tidak
mendengar perkataan kakaknya karena terkejut melihat sesuatu) “Kakakk... Ada
rumah di sana...“
Tampe Ruma
Sani : (Menoleh dan
wajahnya berseri seri) “Ayoo ke sanaa. Mungkin kita bisa mendapat sedikit
makanan di sana“
(berjalan ke rumah tersebut)
Laga Ligo : (mengetok pintu) “permisi. Ada orang di dalam?“
(hening sejenak, tidak ada jawaban)
Tampe Ruma
Sani : "Mungkinkah sang pemilik rumah sedang
berpergian?"
Laga Ligo
: (membuka pintu. Kaget karena tidak terkunci) “Kak. Pintunya tidak terkunci.
Ayo masuk“
Tampe Ruma
Sani : “Hmm… Okelahh..“ (ragu
ragu)
Laga Ligo : “Wahh... ada
makanan di atas meja“
Tampe Ruma Sani : "Sebaiknya
kita menunggu saja di dalam rumah, menanti sang tuan rumah kembali"
Narator: “ Mereka pun
menanti pemilik rumah, hingga tertidur. Ketika mereka terbangun, hari ternyata
telah berganti pagi, namun pemilik rumah belum juga muncul. Keanehan terjadi
karena di meja makan telah tersaji makanan yang baru dimasak.
Tampe Ruma
Sani : “Siapa yang memasak makanan ini?“
Laga Ligo : “Entahlah kak.
"Yang pasti saya sangat lapar. Bolehkah
kita memakannya sedikit?"
Tampe Ruma Sani : "Ya, kukira tidak apa-apa. Nanti
kalau ketahuan, kita akan menjelaskan pada pemiliki rumah. Lagipula sayang
sekali jika makanan tersebut tidak dimakan."
Narator : “Kakak
beradik tersebut lantas memakan sajian tersebut sampai habis tidak tersisa.
Setelah rnakan, Tempa Ruma Sani membersihkan piring dan peralatan makan.” Kejadian
tersebut terulang kembali selama 3 hari berturut turut.
Pada hari
keempat sang kakak berkata kepada adiknya
Tampe Ruma Sani :
"Adikku, bagaimana jika makanan yang biasa tersaji tidak tersaji lagi pada
hari-hari berikutnya? Apakah yang akan kita makan?"
Laga Ligo : “Hmm...
(kebingungan, tetapi kemudian teringat sesuatu) oiaa... bagaimana kalau kita
menjual rempah rempah di sudut rumah itu. Kemarin saya melihat ada cengkih,
pala serta merica di dalamnya“
Tampe Ruma Sani : “Baiklah..
Berangkatlah ke Pasar. Kakak akan menunggu di sini. Siapa tahu pemilik rumah
datang.“
Laga Ligo : “Tapi kakak
berhati hatilah. Janganlah membuka pintu selama saya pergi.“
Narator : “Pada saat
yang sama, rombongan raja sedang berburu. Raja heran sekaligus penasaran
siapakah yang berani membangun rumah di hutan lebat seperti ini. Rombongan Raja
pun datang untuk mencari tahu jawabanya.
Pengawal 1:
“Yang Mulia, kami sudah mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban”
Raja : “Masuklah ke
rumah itu untuk melihat ke dalam rumah”
Pengawal : “Baik yang Mulia”
(Para Pengawal masuk ke rumah dan
mulai melihat lihat isi dalam rumah. Seorang Pengawal mengecek dibawah meja)
Pengawal : “Ada seseorang di sini yang
bersembunyi di bawah meja.”
Narator : “Rambut
gadis itu terlalu panjang untuk disembunyikan sehingga para pengawal segera
menemukannya. untungnya Laga Ligo datang. Sang Raja yang terpesona
dengan kecantikan Tampe Ruma Sani lalu melamarnya dan membawa gadis baik hati
itu bersama sang adik tersayang, ke istana. Kehidupan penuh cobaan kakak
beradik yang sabar itupun akhirnya berubah bahagia.
1 Comments
Online Casino Sites - ChoGraCasino
Find the best online casino sites for 2021 and start playing now. Find out all choegocasino you need to know before 제왕 카지노 playing at the septcasino top online casinos around the world.
EmoticonEmoticon