Friday, April 5, 2019

NASKAH DRAMA CERITA RAKYAT SE INDONESIA



- TAMPE RUMA SANI -



Narator :Pada zaman dahulu, di daerah Dompu, Nusa Tengga Barat,  ada seorang anak perempuan rambutnya begitu panjang bernama Tampe Ruma Sani. Tampe Ruma Sani sudah setahun ditinggal mati oleh ibunya. Kini dia hidup bersama ayah, yang adalah seorang seorang Nelayan dan adik laki lakinya yang masih kecil. Meskipun harus mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian, gadis
tersebut tidak tidak pernah mengeluh. Suatu hari, dalam perjalanan pulang sehabis menjual ikan di pasar, ia disapa oleh seorang Janda.

Janda: "Anak manis, bagaimana ikan yang engkau jual sudah habis padahal hari belum lagi sore."

Tampe Ruma Sani: "Saya menjual ikan-ikan itu dengan harga murah agar lekas habis, sebab saya harus mengurus adik lelaki saya yang masih kecil, juga memasak untuk makan kami bertiga,"

Janda: "Oh! ternyata engkau punya adik kecil juga, siapakah namanya?"

Tampe Ruma Sani: ''Adik lelakiku bernama Mahama Laga Ligo."

Janda : “Sampaikan salamku kepada ayahmu! Saya mau membantu kalian dan tinggal di rumah ayahmu. Saya mau membuat tembe (sarung), sambolo (destar) dan ro sarowa (celana) untuk ayahmu”,

Narator : Janda itu ternyata bermaksud untuk menikahi ayah Tampe Ruma Sani. Sejak perkenalannya dengan gadis itu, ia datang beberapa kali ke rumahnya. Perempuan itu mencoba mengambil hati ayah Tampe Ruma Sani.”

 Janda : (Suara Ramah)“Sini Ibu bantu memasak makanan.”

Tampe Ruma Sani: “Tidak usah Bu. Saya bisa mengerjakannya sendirian.”

 Janda : “Tidak apa apa Nak. Kamu bisa mengerjakan yang lainnya.“ 

Narator : Hati ayah Tampe Ruma Sani Iuluh dan akhirnya menikahi perempuan itu. Tampe Ruma Sani senang karena tugasnya menjadi ringan. Ibu tirinya kini dapat membantunya di rumah. Ia dapat menjual ikan dengan tenang, tanpa harus terburu-buru pulang.

Namun beberapa bulan setelah ibu tiri tinggal di rumah, ia mulai berubah menjadi kejam. Dia suka memarahi bahkan menyakiti gadis tersebut.

 Ibu Tiri : (Suara membentak) “TAMPE RUMA SANI... KAMAR IBU KENAPA BELUM DIRAPIKANN?? CEPAT DIRAPIKAN“

Tampe Ruma Sani: “Iyaa Buu..Tunggu sebentar.“

Ibu Tiri : Apaaa?? Kamu bilang tunggu? (Memukul Tampe Ruma Sani sambil berkata) “ANAK DURHAKA…. BERANI MELAWAN IBU”

Tampe Ruma Sani : (meringis kesakitan) “Ampun Buu… Ampunn”

 Narator: Jika sang ayah pulang, ibu tiri menyiapkan makanan yang sangat lezat-lezat, namun jika suaminya pergi melaut, kedua anak itu hanya diberikan nasi yang dimasak dari beras hancur. Tampe Ruma mengadukan perilsaya ibu tiri kepada ayah mereka, tapi ibu tirinya berhasil meyakinkan suaminya bahwa kedua anak itu mengada-ada.

Ketika sang ayah pergi lagi melaut, Tampe Ruma Sani pun dihajarnya habis-habisan oleh ibu tirinya karena telah mengadu.

Ibu Tiri : (Suara membentak) "Berani-beraninya kalian melapor pada ayahmu!" "lngat! Sekali lagi kalian mengadu, saya tidak segan-segan membunuh kalian berdua!"

 Tampe Ruma Sani: (suara ketsayatan) “Iyaaa… Buuu…”

 Narator : Tahun demi tahun, Tempa Ruma Sani dan adiknya menjalani kehidupan yang berat, namun dengan penuh kesabaran. Tanpa sadar, kedua anak itu sekarang sudah remaja. Mereka pun sepakat untuk hidup mandiri terbebas dari cengkraman ibu tiri, kemudian memutuskan untuk merantau.

 Laga Ligo : "Sekarang kami berdua sudah cukup dewasa, Pak! izinkanlah saya dan kakak untuk merantau dan mengejar cita-cita serta pengalaman hidup diluar sana."

 Narator : “Ayahnya menyetujui keinginan mereka meski berat. Pagi-pagi buta, Tampe Ruma Sani dan Laga Ligo meninggalkan desa neIayan tempat kelahiran mereka berdua dan mulai merantau. Setelah beberapa hari berjalan, perbekalan mereka pun mulai menipis. Kedua remaja itu mulai kelelahan.

 Laga Ligo : “Kak. Saya laparr“

Tampe Ruma Sani : “Aduhh... bagaimana yaa?? Makanan kita sudah habis“

 Laga Ligo : (Seolah tidak mendengar perkataan kakaknya karena terkejut melihat sesuatu) “Kakakk... Ada rumah di sana...“

 Tampe Ruma Sani : (Menoleh dan wajahnya berseri seri) “Ayoo ke sanaa. Mungkin kita bisa mendapat sedikit makanan di sana“

 (berjalan ke rumah tersebut)



 Laga Ligo : (mengetok pintu) “permisi. Ada orang di dalam?“



(hening sejenak, tidak ada jawaban)



 Tampe Ruma Sani : "Mungkinkah sang pemilik rumah sedang berpergian?"

 Laga Ligo : (membuka pintu. Kaget karena tidak terkunci) “Kak. Pintunya tidak terkunci. Ayo masuk“

 Tampe Ruma Sani : “Hmm… Okelahh..“ (ragu ragu)

 Laga Ligo : “Wahh... ada makanan di atas meja“

 Tampe Ruma Sani : "Sebaiknya kita menunggu saja di dalam rumah, menanti sang tuan rumah kembali"

 Narator: “ Mereka pun menanti pemilik rumah, hingga tertidur. Ketika mereka terbangun, hari ternyata telah berganti pagi, namun pemilik rumah belum juga muncul. Keanehan terjadi karena di meja makan telah tersaji makanan yang baru dimasak.

 Tampe Ruma Sani : “Siapa yang memasak makanan ini?“

 Laga Ligo : “Entahlah kak. "Yang pasti saya sangat lapar. Bolehkah kita memakannya sedikit?"

 Tampe Ruma Sani : "Ya, kukira tidak apa-apa. Nanti kalau ketahuan, kita akan menjelaskan pada pemiliki rumah. Lagipula sayang sekali jika makanan tersebut tidak dimakan."

 Narator : “Kakak beradik tersebut lantas memakan sajian tersebut sampai habis tidak tersisa. Setelah rnakan, Tempa Ruma Sani membersihkan piring dan peralatan makan.” Kejadian tersebut terulang kembali selama 3 hari berturut turut.

                          Pada hari keempat sang kakak berkata kepada adiknya

 Tampe Ruma Sani : "Adikku, bagaimana jika makanan yang biasa tersaji tidak tersaji lagi pada hari-hari berikutnya? Apakah yang akan kita makan?"

 Laga Ligo : “Hmm... (kebingungan, tetapi kemudian teringat sesuatu) oiaa... bagaimana kalau kita menjual rempah rempah di sudut rumah itu. Kemarin saya melihat ada cengkih, pala serta merica di dalamnya“

 Tampe Ruma Sani : “Baiklah.. Berangkatlah ke Pasar. Kakak akan menunggu di sini. Siapa tahu pemilik rumah datang.“

 Laga Ligo : “Tapi kakak berhati hatilah. Janganlah membuka pintu selama saya pergi.“



 Narator : “Pada saat yang sama, rombongan raja sedang berburu. Raja heran sekaligus penasaran siapakah yang berani membangun rumah di hutan lebat seperti ini. Rombongan Raja pun datang untuk mencari tahu jawabanya.

 Pengawal 1: “Yang Mulia, kami sudah mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban”

 Raja : “Masuklah ke rumah itu untuk melihat ke dalam rumah”

 Pengawal : “Baik yang Mulia”

(Para Pengawal masuk ke rumah dan mulai melihat lihat isi dalam rumah. Seorang Pengawal mengecek dibawah meja)

 Pengawal : “Ada seseorang di sini yang bersembunyi di bawah meja.”

 Narator : “Rambut gadis itu terlalu panjang untuk disembunyikan sehingga para pengawal segera menemukannya. untungnya Laga Ligo datang. Sang Raja yang terpesona dengan kecantikan Tampe Ruma Sani lalu melamarnya dan membawa gadis baik hati itu bersama sang adik tersayang, ke istana. Kehidupan penuh cobaan kakak beradik yang sabar itupun akhirnya berubah bahagia.


1 Comments

Online Casino Sites - ChoGraCasino
Find the best online casino sites for 2021 and start playing now. Find out all choegocasino you need to know before 제왕 카지노 playing at the septcasino top online casinos around the world.


EmoticonEmoticon

Popular all of Time