INTERAKSI SOSIAL
Secara etimologis (menurut asal usul kata), kata interaksi berasal dari bahasa inggris dan terdiri dari
dua suku kata yaitu, ‘inter‘ yang dalam konteks ini diartikan sebagai berbalas balasan dan ‘action‘ yang berarti tindakan atau aksi. Jika dirumuskan interaksi merupakan gambaran“aksi seseorang atau sekelompok orang“ yang mendapat “reaksi dari seseorang atau sekelompok orang“. Aksi dan reaksi tersebut disederhanakan dalam satu konsep yang disebut interakasi sosial atau lebih tepatnya disebut “antar-aksi“.[1] Karena itu interaksi hanya akan terjadi jika adanya reaksi dari orang/kelompok terhadap suatu aksi yang diberikan seseorang/kelompok tertentu. Interaksi sosial adalah sebuah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih dalam kelompok masyarakat.
dua suku kata yaitu, ‘inter‘ yang dalam konteks ini diartikan sebagai berbalas balasan dan ‘action‘ yang berarti tindakan atau aksi. Jika dirumuskan interaksi merupakan gambaran“aksi seseorang atau sekelompok orang“ yang mendapat “reaksi dari seseorang atau sekelompok orang“. Aksi dan reaksi tersebut disederhanakan dalam satu konsep yang disebut interakasi sosial atau lebih tepatnya disebut “antar-aksi“.[1] Karena itu interaksi hanya akan terjadi jika adanya reaksi dari orang/kelompok terhadap suatu aksi yang diberikan seseorang/kelompok tertentu. Interaksi sosial adalah sebuah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih dalam kelompok masyarakat.
Interaksi sosial dibagi dalam 3 wujud, yaitu:
- Interaksi sosial antara individu.
Interaksi sosial antara dua kemungkinan yakni interaksi positif dan negatif. Positif menandakan adanya hubungan baik, sedangkan negatif menandakan adanya hubungan yang tidak baik.
- Interaksi sosial antara Individu dengan Kelompok.
Interaksi ini tentunya memiliki pelbagai tujuan tergantung pada kepentingan baik individu maupun kelompok yang bersangkutan.
- Interaksi sosial antar Kelompok.
Interaksi ini lebih bersifat mengacu kepentingan bersama. Sebab interaksi ini terbentuk atas persetujuan masing-masing anggota kelompok.
PROSES SOSIAL
Proses Sosial terdiri dari kata ‘Proses‘ dan ‘Sosial‘. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian proses adalah runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu dan pengertian sosial adalah berkenaan dengan masyarakat. Jadi dapat kami artikan secara harfiah bahwa proses sosial adalah runtutan peristiwa yang mengalami perkembangan dan terjadi dalam masyarakat. Proses sosial adalah dimana individu, kelompok, dan masyarakat bertemu, berinteraksi, dan berkomunikasi sehingga melahirkan sistem-sistem sosial dan pranata sosial serta semua aspek kebudayaan.[2]
Jadi proses sosial dimaknai sebagai cara berhubungan ketika individu atau kelompok tertentu saling bertemu lalu menentukan sistem sosial atau tata aturan agar proses komunikasi bersama berjalan dengan baik, serta apa yang akan terjadi apabila ada perubahan yang menggoyahkan sistem pola kehidupan yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama atau di dalam kehidupan sosial, misalnya saling mempengaruhi antara sosial dan politik, politik dan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan seterusnya.[3] Gambaran atau bentuk umum dari proses sosial adalah Interaksi sosial. Proses sosial dapat terjadi karena manusia itu berinteraksi. Berikut akan dijelaskan tentang interaksi sosial.
BENTUK BENTUK PROSES SOSIAL
Proses sosial secara umum dibagi ke dalam dua bentuk besar yaitu proses sosial asosiatif, dan proses sosial disasosiatif.
1. Proses Sosial Asosisiatif
Proses asosiatif adalah proses sosial yang didalam realitas sosial anggota anggota masyarakatnya dalam keadaan harmoni yang mengarah pada pola pola kerjasama.[4]Inti dari proses sosial ini adalah terjadinya kesamaan pemahaman, serta kesepakatan untuk bekerja secara bersama sama, demi kepentingan bersama. Jadi sistem sistem yang telah dibentuk dalam proses sosial dilaksanakan dengan baik oleh semua komponen masyarakat. Keadaan yang harmonitersebutlah yang menciptakan ketertiban sosial. Proses Sosial Asosiatif ini dibagi lagi dalam beberapa kelompok yaitu:
- Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah usaha bersama antara individu atau kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama .[5]Kerja sama adalah bukti kuat manusia adalah makhluk sosial. Ketika beberapa orang memiliki tujuan dan kepentingan yang sama, mereka akan bekerja sama, untuk mempermudah mencapai tujuan yang dinginkan. Contoh kerja sama dunia politik misalnya suatu partai berkoalisi dengan partai partai lainnya, demi memenangkan pemilu, atau dalam masyarakat misalnya gotong royong demi membersihkan lingkungan sekitar.
- Akomodasi (Acomodation)
Akomodasi adalah upaya untuk mencapai penyelesaian dari suatu pertikaian atau konflik oleh pihak pihak yang bertikai yang mengarah pada kondisi atau keadaan selesainya suatu konflik atau pertikaian tersebut.[6] Jadi akomodasi memiliki dua arah pengertian. Pertama yang disebut sebagai equilibrium atau keadaan seimbang dan yang kedua merupakan proses menuju atau mencapai keadaan seimbang equilibrium. Akomodasi bisa dicapai dalam bentuk bentuk seperti mediasi, konsiliasi, adjukasi da lain lain.
- Asimilasi.
Asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai oleh adanya upaya upaya mengurangi perbedaan perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau antarkelompok sosial yang diikuti pula oleh usaha usaha untuk mencapai kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan bersama.[7] Secara sederhana asimilasi adalah sebuah proses pencampuran dua atau lebih budaya, sehingga menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dengan budaya asalnya.
Proses sosial diasosiatif adalah lawan dari proses asosiatif. Proses ini menjelaskan sebuah keadaan disharmonis karena adanya ketidaktertiban sosial. Proses disasosiatif merupakan proses perlawanan yang dilakukan oleh individu individu dan kelompok dalam proses sosial diantara diantara mereka pada suatu masyarakat.[8]Proses sosial ini dibagi dalam beberapa kelompok.
- Persaingan (Competition)
Persaingan adalah sebuah proses dimana orang orang yang terlibat dalam proses tersebut berusaha mencari perhatian publik demi mencari keuntungan sebesar besarnya . Hal perlu ditekankan adalah persaingan ini tidak menggunakan kerasan atau lewat adu fisik. Persaingan ini bisa antar individu, bisa juga antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
- Kontravensi (Contravention)
Kontavensi berada ditengah tengah Persaingan dan Pertentangan atau pertikaian. Kontraversi adalah proses sosial dimana terjadi pertentangan pada tataran konsep atau wacana.[9]Kontravensi muncul hanya sebatas perasaan tidak suka atau tidak puas terhadap seseorang, karena kebijakan yang dibuat, tetapi tidak sampai pada sikap dan tindakan melakukan pertentangan atau pertikaian.
- Pertentangan (Confict)
Pertentangan atau pertikaian adalah yang paling buruk dari semua proses sosial disasosiatif ini. Pertentangan menjadi ajang untuk saling menghancurkan, antara satu pihak dengan pihak lain. Umumnya pertentangan dimulai ketika seseorang atau sekelompok orang menyadari perbedaan dengan yang lain. Mempermasalahkan perbedaan itulah yang kemudian berakibat fatal, ditandai dengan adanya serangan fisik dan ancaman.
[1] Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Penerbit Kencana, 2011), cet. 1, hlm. 62.
[2]Prof. Dr. H.M. Buhran Bungin, S.Sos. M.Si, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2006), cet. 1, hlm. 55.
[3] Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Penerbit Kencana, 2011), cet. 1, hlm. 61.
[4] Ibid., hlm.77
[5] Prof. Dr. H.M. Buhran Bungin, S.Sos. M.Si, op.cit., hlm. 58.
[6] Ibid., hlm.79.
[7] Ibid., hlm.81.
[8] Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, op.cit., hlm. 62.
[9] Ibid.
EmoticonEmoticon