1. SOSIALISASI
PENGERTIAN SOSIALISASI
Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat membentuk sistem sistem kehidupan bersama, serta
aturan hidup bersama, sehingga terciptanya kehidupan yang harmonis dalam masyarakat itu. Namun pemahaman pemahaman itu tidak terpatri secara lahiriah. Manusia lahir tanpa sedikitpun pengetahuan tentang itu semua. Manusia hanya diberi karunia untuk mengerti dan memahami serta mulai menyesuaikan diri. Karena itulah muncullah sebuah proses yang disebut sosialisasi. Sosialisasi adalah proses belajar seorang individu untuk mempelajari berbagai macam kebiasaan seperti cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang ada dalam masyarakat dengan maksud supaya dapat diterima oleh masyarakat. Koetjoroningrat menganggap sosialisasi sebagai proses enkulturasi atau pembudayaan. Pembudayaan ini dimaksudkan sebagai “pembiasaan atau proses menjadi biasa”.
aturan hidup bersama, sehingga terciptanya kehidupan yang harmonis dalam masyarakat itu. Namun pemahaman pemahaman itu tidak terpatri secara lahiriah. Manusia lahir tanpa sedikitpun pengetahuan tentang itu semua. Manusia hanya diberi karunia untuk mengerti dan memahami serta mulai menyesuaikan diri. Karena itulah muncullah sebuah proses yang disebut sosialisasi. Sosialisasi adalah proses belajar seorang individu untuk mempelajari berbagai macam kebiasaan seperti cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang ada dalam masyarakat dengan maksud supaya dapat diterima oleh masyarakat. Koetjoroningrat menganggap sosialisasi sebagai proses enkulturasi atau pembudayaan. Pembudayaan ini dimaksudkan sebagai “pembiasaan atau proses menjadi biasa”.
Sosialisasi ini menjadi penting sehingga tertib sosial yang dicita citakan dapat tercapai. Dari proses sosialisasi inilah kita semua belajar kehidupan masyarakat disekitar kita, apa yang menjadi kebiasaan masyarakat, apa yang harus dilakukan, dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh kita. Walaupun kita tak bisa menampik kenyataan bahwa sosialisasi yang sempurna tidak pernah terjuwud dalam realitas kehidupan bermasyarakat. Selalu adalah pengelewangan yang menimbulkan gangguan dalam ketertiban.
MACAM MACAM SOSIALISASI
- Sosialisasi Primer
Sosialisasi ini terjadi pada masa bawah lima tahun (balita). Pada sosialisasi primer ini keluarga menjadi pemegang peranan penting dalam memberikan sosialisasi kepada anak. Ia dibekali kemampuan untuk mengenali dirinya, terutama menyangkut siapa nama panggilannya, identitas dirinya, yang membedakan antara dirinya dengan orang lain.[1] Selain itu juga ia diajarkan soal kebiasaan umum masyarakat yang harus sudah dibiasakan sejak kecil. Orang orang dalam rumah seperti ayah, ibu, atau saudara diharapkan bekerja maksimal, karena karakter anak yang dibentuk dalam rumah anak dibawah sampai ke luar rumah dan pada proses sosialisasi berikutnya.
- Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder adalah sosialisasi yang terjadi setelah anak memasuki umur 5 tahun dan terus berlanjut sampai seumur hidupnya. Sosialisasi ini melanjutkan sosialisasi yang terjadi sebelumnya, yaitu sosialisasi primer. Pada sosialisasi ini lingkunganlah yang memegang peran paling vital dalam memperkenalkan tata kelakuan, contohnya teman akrab, sekolah, dan orang lain diluar rumah yang lebih besar. Individu akan ditanamkan lebih banyak lagi pelajaran dan nilai nilai. Dari pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain, individu tersebut juga bisa belajar dan mengambil hikmah.
MEDIA SOSIALISASI
Dalam penjelasan diatas telah disinggung sedikit mengenai keluarga dan lingkungan yang berperan dalam sosialisasi. Mereka disebut sebagai media atau agen sosialisasi. Berikut adalah agen agen sosialisasi yaitu:
- Keluarga
Keluarga merupakan sekolah yang pertama bagi anak. Disinilah sosialisasi primer lebih banyak terjadi. Keluarga tidak hanya berperan pada anak anak balita saja. Keluarga selalu mengikuti perkembangan anggota anggota keluarganya karena selalu terjadi kontak antara anggota keluarga, setiap harinya, sehingga perkembangan setiap anggota selalu dapat dipantau.
- Kelompok
Tipe kelompok itu sangat beragam dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi. Misalnya kelompok masyarakat modern cenderung memiliki kultur yang heterogen, sedangkan kelompok masyarakat tradisional cenderung memiliki kultur yang homogen. Itu karena kelompok modern lebih terbuka menerima budaya budaya baru yang terbawa arus globalisasi.
- Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah contohnya TKK, SD, SMP, SMA, serta bangku perkuliahan. Dalam lingkungan tersebut tentu ada aturan aturan yang dibuat untuk melatih anak anak muridnya, seperti kedisipinan, ketaatan, dan kejujuran. Karena sebagian waktu anak sekolah dihabiskan dilingkungan ini, maka lingkungan sekolah dituntut menjadi agen sosialisasi yang berkompeten.
- Keagamaan
Agama memiliki normanya sendiri yang harus dipatuhi, walaupun sanksi yang diberikan dari pelanggaran norma ini tidak terjadi secara langsung. Sanksi bagi pelanggar norma ini dipercaya akan didapat pada akhir hayat. Agama menjadi agen sosialisasi juga terdapat banyak ajaran agama yang mengajarkan kebaikan sehingga sesusai dengan tujuan dari sosialisasi itu sendiri.
- Lingkungan sosial
Yang dimaksud denga lingkungan sosial adalah tempat atau suasana dimana suatu kelompok merasa sebagai anggotanya. Contohnya lingkungan sosial adalah, lingkungan RT, lingkungan RW, dan lain sebagainya. Dilingkungan inipun setiap orang yang merasa menjadi anggota, secara mau atau tidak mau akan terisolasi dengan pola pola kebiasaan lingkungan tersebut.
- Media masa
Media massa mempengaruhi segala aspek kehidupan. Karena itu media massa termasuk dalam agen sosialisasi. Kekuatan media sangat besar. Tanpa media, banyak informasi tidak tersampaikan kepada masyarakat, banyak hal dapat disosialisasikan melalui media tersebut, seperti koran, televisi, dan lain lain sebagainya.
2. PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah pengaturan sikap sikap seseorang untuk berbuat, berpikir, dan merasakan khususnya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Kepribadian memiliki relasi dengan sosialisasi yaitu terletak pada pembentukan kepribadian. Sebuah pribadi tidak terbentuk secara kodrati sejak seseorang dilahirkan ke dunia. Kepribadian itu dibentuk melalui proses sosialisasi. Kepribadian merupakan kecenderungan psikologi seseorang untuk melakukan budi pekerti sosial tertentu termasuk di antarnya meliputi perasaan, kehendak, pikiran, sikap, dan tingkah laku yang terbuka atau perbuatan.
UNSUR UNSUR KEPRIBADIAN
- Pengetahuan
Manusia merupakan ciptaan yang istimewa karena diberikan akal dan budi. Dari akal dan budi tersebutlah pengetahuan bersumber. Pengetahuan memampukan manusia untuk mengenali segala sesuatu yang ada disekitarnya. Unsur unsur pengetahuan ini meliputi beberapa hal, yaitu: Persepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi.[2]
- Perasaan
Perasaan yaitu kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan baik atau buruk, enak atau tidak enak, benar atau salah.[3] Perasaan bisa berporos dari unsur unsur jasmaniah, seperti panca indra. Contohnya dengan mata kita melihat objek, dengan hidung kita bisa mencium berbagai macam bau, dan lain lain. Selain itu perasaan itu juga bisa berasal dari hati, yang merupakan keadaan batin seseorang, setelah mempersepsi sesuatu. Seperti rasa senang, sedih, dan lain lain
- Dorongan Hati
Dorongan hati bisa juga disebut sebagai naluri. Semua manusia tentu memiliki naluri. Kemauan manusia untuk bertindak dan menanggapi rangsangan dari lingkungan sekitar. Dorongan hati ini contohnya naluri untuk bertahan hidup, Dorongan mencari makan, dan lain sebagainya.
FAKTOR FAKTOR KEPRIBADIAN
- Warisan biologis (Biological Heredity)
Pemberian orang tua kepada anaknya yang pertama adalah warisan biologis ini. Warisan ini berupa Gen dari ayah dan dari ibu. Gen ini berpeluang besar membentuk karakter anak. Tentu kita tidak asing dengan peribahasa “Buah jatuh tidak jauh dari pohon”. Peribahasa ini menjelaskan sifat atau karakter anak berpeluang besar sama dengan orang tuanya. Berpeluang besar bukan berarti mutlak. Ada beberapa kasus ketika karakter seorang anak berbeda dengan orang tuanya.
- Warisan lingkungan alam (Narutal Environment)
Warisan lingkungan alam contohnya topogtafi, kondisi geografis, keberagaman iklim, sumber daya alam, serta letak geografis. Hal ini juga berpengaruh terhadap karakter seseorang. Misalnya seperti yang kita tahu kebanyakan orang timur berkarakter keras karena akibat dari kondisi geografis disana yang membuat orang orang timur harus bekerja ekstra keras agar bisa bertahan hidup. Hal ini juga mempengaruhi karakter fisik.
- Warisan sosial (Social Heritage)
Manusia dan alam memiliki hubungan timbal balik. Alam mempengaruhi kepribadian manusia, namun manusia juga mempengaruhi alam, contohnya ketika manusia membuka hutan menjadi lahan pertanian, atau wilayah pemukiman. Lalu apa yang telah dibuat itu diturunkan kepada genasi berikutnya. Warisan sosial jelas menunjukan perbedaan antara generasi awal dan generasi penerus. Generasi awal adalah pencipta kebudayaan, sedangkan generasi adalah pewaris kebudayaan.
Pengalaman kelompok manusia
Kelompok pertama yang kita kenal adalah kelompok yang kita sebut sebagai keluarga. Keluarga juga menjadi kelompok paling kecil. Namun pengalaman yang terjadi atau yang kita dapati dalam keluarga itu tentu berbeda beda, sehingga mempengaruhi kepribadian. Kepribadian anak yang hidup di keluarga yang sederhana, tentu berbeda dengan kepribadian anak yang hidup dalam keluarga kaya raya.
2 Comments
terimakasih gan artikel nya bermanfaat sekali.
Ditunggu follbacknya yaa hehe
Difollback ulang dong.. akun baru bang.. tak follow duluan yaa.. wkwkwkwk
EmoticonEmoticon