Pengertian
Komunikasi Visual
Komunikasi Visual terdiri dari 2 kata yakni kata Komunikasi dan kata Visual. Kata
komunikasi
secara etimologi berasal dari kata bahasa Latin comunis, yang berarti sama. Jika ditelusuri dengan literatur lain, komunikasi berasal dari bahasa inggris comunication (noun) dan comunicate (verb). Keduanya memiliki arti yang sama yakni “membuat sama“ (to make common)[1]. Hal yang mau disamakan tentu saja adalah pemikiran. Sederhananya adalah seperti ini, “Reksa memikirkan dan berbicara tentang Anjing, maka Alvian juga harus mendengar dan membayangkan tentang Anjing.“ Terjadilah persamaan pemikiran. Ada begitu banyak defenisi tentang Komunikasi. Menurut catatan Dance dan Larson dalam Miller, sampai tahun 1976 sudah ada 126 Defini Komunikasi.[2] Salah satu yang paling dikenal yaitu pendapat dari Harold. D. Lasswell yang mendefenisikan komunikasi sebagai “SIAPA mengatakan APA, MELALUI apa, KEPADA siapa, dengan EFEK seperti apa“. Defenisi Komunikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
secara etimologi berasal dari kata bahasa Latin comunis, yang berarti sama. Jika ditelusuri dengan literatur lain, komunikasi berasal dari bahasa inggris comunication (noun) dan comunicate (verb). Keduanya memiliki arti yang sama yakni “membuat sama“ (to make common)[1]. Hal yang mau disamakan tentu saja adalah pemikiran. Sederhananya adalah seperti ini, “Reksa memikirkan dan berbicara tentang Anjing, maka Alvian juga harus mendengar dan membayangkan tentang Anjing.“ Terjadilah persamaan pemikiran. Ada begitu banyak defenisi tentang Komunikasi. Menurut catatan Dance dan Larson dalam Miller, sampai tahun 1976 sudah ada 126 Defini Komunikasi.[2] Salah satu yang paling dikenal yaitu pendapat dari Harold. D. Lasswell yang mendefenisikan komunikasi sebagai “SIAPA mengatakan APA, MELALUI apa, KEPADA siapa, dengan EFEK seperti apa“. Defenisi Komunikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Kata Visual
berasal dari kata Videre (kata bahasa
Latin) yang berarti melihat. menurut KBBI arti dari Visual adalah dapat dilihat
dengan indra penglihat (mata); berdasarkan penglihatan. Ada juga beberapa
pendapat tentang arti dari Kata Visual. Menurut Femi Olivia, seorang penulis, Visual merupakan
salah satu cara mengorganisasikan pemikiran dan meningkatkan kemampuan berpikir
dan komunikasi. Allen D. Bragdon dan David Gamon berpendapat bahwasannya Visual
adalah indra yang kompleks dan multisegi. Visual sendiri adalah sebuah
aktivitas belajar, dimana aktivitas belajar itu terdiri dari Somatis (belajar
dengan bergerak dan berbuat), auditori (belajar degan berbicara dan mendengar),
intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenung), dan visual
(belajar dengan cara melihat mengamati dan mendengar).
Dari pengertian dua kata
diatas, komunikasi Visual dapat diartikan sebagai Pengiriman pesan dan penerimaan pesan antara
dua orang atau lebih, dengan menggunakan sesuatu yang dapat dapat dilihat,
sehingga pesan yang disampaikan dapat tersampaikan. Komunikasi
Visual adalah sebuah rangkaian proses penyampaian informasi atau pesan kepada
pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indra
penglihatan.
Komunikasi
Politik dan Kampanye
Ketika kita berbicara mengenai pemilihan
umum (Pemilu), sebenarnya kita telah masuk rana Politik. Tapi menurut Lucian
Pye, antara komunikasi dan politik memiliki hubungan yang erat yang istimewa,
karena berada dalam kawasan (Domain) politik dengan menempatkan komunikasi pada
posisi yang fundamental[3].
“Tanpa Komunikasi, tidak akan ada usaha bersama, dan dengan demikian tidak ada
politik“, demikian Lucian Pye merumuskan kaitan komunikasi dan politik. Selain
Lucyan, nama ilmuwan politik lain seperti Ithiel de Sola Pool, V.O. Key, dan
Gabriel A. Almond. Pool, juga pernah menghubungkan komunikasi dan politik.
Melalui bukunya yang berjudul Public
Opinion and American Democracy, Key menyatukan disiplin ilmu komunikasi dan
politik, sedangkan Almond meletakan dasar konseptual untuk menganalisis fungsi
komunikasi dalam tatanan suatu sistem politik. Demikian Komunikasi Politik
berkembang hingga kini menjadi suatu displin ilmu yang biasanya diajarkan
kepada mahasiswa pascasarjana.
Komunikasi Politik memuat banyak
sekali pembahasan, salah satunya komunikasi sebagai senjata kampanye. Political election campaigns are campaigns
of communication and that the core of each campaign is communication.[4]
Kalimat dari
Trent and Friedenberg ini jelas memberi penekanan pada “inti dari kampanye
adalah komunikasi“. Dari sudut pandang komunikasi politik, Kampanye adalah
aktivitas komunikasi yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, agar ia
memiliki wawasan, sikap dan perilaku sesuai dengan kehendak penyebar atau
pemberi informasi[5]. Komunikasi
dalam bentuk apapun, termasuk komunikasi visual ikut andil dalam memenangkan
atau tidak memenangkan seorang pemilih dalam suatu pemilihan umum.
Kampanye
merupakan salah satu acara dari serangkaian pergelaran pesta Demokrasi yang
sering diadakan 4 tahun sekali di Indonesia. Selama periode waktu tertentu
setiap pelaku politik yang mencalonkan diri akan diberikan kebebasan untuk
mempromosikan diri mereka demi memenangkan hati para pemilih dalam pemilu.
Pentingnya Komunikasi Visual dalam
Pemilihan Umum.
Tujuan dari Kampanye ini tentu saja untuk mempromosikan
diri. Dengan demikian para pemilih bisa mengenal para pelaku politik yang
mencalonkan diri. Selain itu kampanye juga bisa menjadi media untuk
menyampaikan segala sesuatu yang bisa memenangkan hati para pemilih. Dengan
memenangkan hati para pemilih, pada akhirnya para Pencalon dapat memaksimalkan
perolehan suara dan dapat memenangkan pemilu. Karena itu Kampanye jelas adalah sesuatu yang penting dalam
pemilu.
Telah
dijelaskan komunikasi visual yang digunakan oleh pasangan Anies-Sandi dalam
Pilgub Jakarta tahun 2017 berdampak sangat besar bagi mereka. Walau secara
tidak langsung, media media yang mereka gunakan telah memenangkan mereka dalam
pemilihan tersebut. Media media tersebut telah membantu pasangan itu memperoleh
popularitas dan memenangkan hati 58% masyarakat Jakarta, hingga akhirnya
memilih mereka. Terlepas dari beberapa faktor lain yang juga berpengaruh, kita
tidak bisa menutup fakta, bahwa Komunikasi Visual ikul andil dalam pemenangan
paslon nomor urut 3 tersebut. Sandiaga Uno yang hanyalah seorang pengusaha tiba
tiba saja dapat memikat warga Jakarta, sehingga warga mengamanahkan Jakarta
dalam tampuk kepemimpinannya bersama Anies Baswedan. Itulah kenapa Komunikasi,
secara khusus komunikasi Visual sangat penting bagi bagi pemilih demi memenangkan pemilihan umum.
Ada
pepatah yang mengatakan “A Picture is worth a thousand words”. Satu gambar bisa
bermakna seribu kata bagi orang yang melihatnya. Begitulah magisnya sebuah
gambar, sebuah media komunikasi visual. Minat baca orang Indonesia sangat
rendah. Mereka lebih senang melihat gambar daripada membaca. Berdasarkan studi "Most Littered
Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State
Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60
dari 61 negara soal minat membaca. Karena itu cara seperti membuat buku atau
menulis profil dikoran kiranya bukan lagi langkah yang bijak. Cara terbaik
adalah memasang komunikasi visual lain seperti Poster, Spanduk, Baliho, atau
Iklan di TV dan You Tube, dengan sedikit kata kata, namun dengan satu gambar
yang bermakna seribu kata.
Komunikasi
Visual dalam pemilihan umum tidak hanya bermanfaat bagi para pencalon, tetapi
juga bagi masyarakat yang akan memilih. Kita tahu jumlah masyarakat Indonesia
yang memiliki hak suara selalu tak pernah sama dengan jumlah masyarakat yang
datang ke Tempat Pemilihan Suara (TPS) untuk menentukan pilihan. Apakah itu
karena sikap apatis masyarakat, ketidakmampuan Pencalon dalam meyakinkan
pemilih bisa jadi adalah salah satu alasan kenapa banyak masyarakat memutuskan
menjadi Golongan Putih (Golput). Bisa juga karena masyarakat tidak
Daftar Pustaka
Nurudi. Ilmu Komunikasi, ilmiah dan Populer.
Jakarta: Rajawali Pers.
Cangara,
Hafield. Komunikasi Politik. Jakarta:
Rajawali Pers
Gewati, Mikhael. 2016 Minat Baca
Indonesia Ada di Urutan ke-60 Dunia. (online), (http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia.ada.di.urutan.ke-60.dunia,
diakses pada 7 januari 2018)
Wikipedia.Komunikasi Visual. (online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_visual, diakses pada 6 januari 2018)
KBBI
Online. Arti kata
Komunikasi. (online), (https://kbbi.web.id/visual, diakses pada
4 Januari 2018)
[1] Nurudi,
Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Populer, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016), cet. ke 1, hlm. 9.
[2] Prof. Hafied Cangara, M.Sc.,
Ph.D., Komunikasi Politik, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016, cet. Ke 5, hlm.13.
[3] Prof.
Hafied Cangara, M.Sc., Ph.D., Komunikasi
Politik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016, cet. Ke 5, hlm.12.
[4] Prof.
Hafied Cangara, M.Sc., Ph.D., Komunikasi
Politik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016, cet. Ke 5, hlm.239.
[5] Ibid.
EmoticonEmoticon