Wednesday, October 18, 2017

REVIEW FILM 3 SRIKANDI




"BERJUANG DEMI BANGSA, TIDAK PERNAH SIA SIA"


Informasi Film
JUDUL FILM           : 3 SRIKANDI
DISTRIBUTOR        : Mvp Pictures
TANGGAL RILIS     : 4 Agustus 2016
SUTRADARA          : Imam Brotoseno
PRODUCER           : Raam Punjaabi
PEMERAN                
  • Reza Rahardian sebagai Donnald Pangdiangan
  • Bunga Citra Lestari sebagai Nur Fitryana
  • Chelsea Islan sebagai Lilies Handayani
  • Tara Basro sebagai Kusuma Wardani
  • Donny Damara Udi Harsono
  • Mario Irwinsyah Danny
  • Indra Birowo Ujang
  • Detri Darmanto sebagai Adang Ajiji
Sinopsis Cerita

Nur Fitryana ( BCL), Lilies Handayani (Chelsea Islan), Kusuma Wardani (Tara Basro), adalah wanita wanita yang bertekad kuat menjadi atlet panahan yang akan mengharumkan nama Indonesia di pentas Olimpiade. Perjalanan ketiganya sangat tidak mulus. Yana berseteru dengan ayahnya sendiri, karena ayahnya lebih mementingkan kuliahnya daripada pilihannya menjadi altet. Tak jauh berbeda dengan Yana, begitulah masalah yang dihadapi oleh Kusuma . Sebelum berangkat mengikuti seleksi di Jakarta, dia mendapat surat penerimaan sebagai Pegawai negeri sipil. Ayahnya memaksa untuk tetap tinggal dan menjadi PNS saja. Masalah Lilieslah yang paling berbeda dari kedua temannya. Kontingen Jawa Timur yang digambarkan humoris dan gegabah tersebut tidak ditentang oleh orang tuanya ketika memutuskan  menjadi altet. Namun hubungan percintaanya dengan Danny (Mario Irwinsyah) selalu mendapat kecaman dari Ibunya. Namun hambatan hambatan tersebut tidak mengendorkan semangat mereka untuk menjadi atlet.

Disisi lain kurangnya pelatih yang berkompeten dicabang olahraga panahan membuat Udi Harsono (Donny Damara) harus mencari Donald Pangdiangan (Reza Rahardian). Donald adalah mantan atlet pahanan terbaik yang sampai dijuluki Robin Hood dari Indonesia. Kekecewaannya karena gagal berangkat dalam Olimpiade Musim Panas 1980 di Moscow membuatnya pergi dari dunia atlet. Bahkan sulit membujuknya untuk melatih atlet panahan Indonesia demi menghadapi Olimpiade musim panas 1988 di Seoul. Namun cintanya kepada Indonesia tidak pernah mati dan niatnya mempersembahkan gelar bagi Indonesia masih membara. Karena itu dia menerima mandat menjadi pelatih atlet panahan wanita. Namun dia tak ingin latihannya diganggu organisasi. 

Dia menyeleksi atlet atlet dari berbagai kontingen dan menyisahkan 3 atlet terbaik, yaitu Yana, Kusuma, dan Lilies. Mereka bertiga lalu mendapat latihan khusus dari Donald. Sifatnya yang tegas, disiplin, egois, dan keras membuat latihan mereka menjadi sangat berat. Selama beberapa bulan mereka ditempah oleh latihan yang keras tersebut. Masalah datang dan pergi. Kecelakaan yang menimpa orang tua Lilies adalah masalah yang paling mengguncangkan semuanya. Ibunya tak selamat dari kecelakaan tersebut, meninggalkan luka bagi Lilies dan keluarga. Namun mereka tak bisa berlama lama bersedih, karena waktu menuju Olimpiade semakin mendekat. Setelah semua latihan tersebut, mereka siap membawa nama Indonesia dalam Olimpiade Seoul 1988.
                                                        * * *
Berjuang Demi Bangsa Tidak Pernah Percuma
Saya merinding menonton film ini. Film film tentang Nasionalisme seperti ini memang selalu berhasil memukul hati saya. Bagaimana seharusnya orang orang Indonesia menjunjung tinggi negara ini. Karena ini adalah rumah kita. Film ini merupakan adapatasi dari kisah nyata, dan mengambil latar waktu zaman dulu. Film ini menarik perhatian saya karena secara visual, mereka menggambarkan dengan hampir nyata, tentang kondisi beberapa tahun lalu. Kita yang tak tahu apa apa tentang zaman itu, setidaknya mendapatkan gambaran, bahwa waktu itu keadaannya seperti ini. Sebuah film yang spektakuler menurut saya. Alur cerita dalam film juga mengalir. Soal pemeran sudah tidak perlu diragukan lagi. Pemeran pemeran dalam film ini sudah mempunyai nama besar dalam dunia entertain Indonesia. Ini membuktikan bahwa semua orang yang terlibat dalam penggarapan film ini mempunyai kemampuan menghidupi sebuah kejadian dimasa lampau. 

Beberapa tahun belakangan film komedi benar benar menguasai industri perfilman Indonesia. Memang sifat film yang saat ini senang digandrungi adalah yang sifatnya menghibur, namun Indonesia juga memerlukan film film seperti ini secara berkala tayang di bioskop, untuk senantiasa membangkitkan jiwa nasionalisme dalam diri kita, serta mengingatkan kita untuk tetap mencintai Ibu Pertiwi. Secara keseluruhan film ini sangat bagus. Saya sangat merekomendasikan film ini untuk ditonton oleh pembaca sekalian.


EmoticonEmoticon

Popular all of Time